(Fisiologi tumbuhan) PENGARUH GIBRELIN

 

 PENGARUH GIBRELIN TERHADAP PERKECAMBAH BIJI

   1.1 Latar Belakang

    Konsep zat pengatur tumbuh diawali dengan konsep hormon tanaman. Hormon tanaman adalah senyawa-senyawa organik tanaman yang dalam konsentrasi yang ren- dah mempengaruhi proses-proses fisiologis. Proses-proses fisiologis ini terutama tentang proses pertumbuhan, differensiasi dan perkembangan tanaman. Proses-proses lain seperti pengenalan tanaman, pembukaan stomata, translokasi dan serapan hara dipengaruhi oleh hormon tanaman. Hormon tanaman kadang-kadang juga disebut fitohormon, tetapi istilah ini lebih jarang digunakan

    Optimalisasi penanaman dapat tercapai apabila faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman terpenuhi. Faktor luar tersebut adlah nutrisi, air, suhu, kelembaban, oksigen dan cahaya, sedangkan faktor dalam adalah gen dan hormon. Beberapa faktor luar dan dalam yang menentukan, sebagian ada yang dapat dikendalikan oleh manusia antara lain pemupukan dan penambahan fitohormon dari luar. Diantara faktor luar yaitu pemenuhan nutrisi atau pemupukan selama ini yang telah dilakukan oleh para petani baik itu pemupukan organik maupun anorganik. Jika analisa melalui kandungan unsur kimia pada pupuk yang digunakan suplai unsur kalsium masih kurang. Kalsium merupakan unsur penting dalam pembentukan meristem tanaman, terutama pada ujung-ujung akar tanaman.kalsium meruapakan penyusun kalsium pektat yang mengisi lamela tengah dinding sel, sehingga kalsium menjadi bahan utama penyusun lapisan tengah dinding sel. 

2. Tinjauan Pustaka

     Zat Pengatur Tumbuh Tanaman (ZPT)/plant growth substances merupakan senyawa organik bukan nutrisi tanaman yang aktif dalam konsentrasi rendah (dapat < 1 mM) merangsang, menghambat atau merubah pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan secara kuantitatif maupun kualitatif. Bisa dihasilkan oleh tanaman (alami/endogen) atau sintetik (eksogen). Perbedaan kecepatan pertumbuhan tunas dimungkinkan karena perbedaan respon masing-masing tanaman terhadap ZPT tertentu. Penentuan jenis ZPT dan konsentrasinya memberikan pengaruh yang berbeda terhadap tanaman tertentu (Khoiriyah dkk., 2013). Respon tanaman terhadap zat pengatur tumbuh berbeda-beda karena beberapa hal, yaitu setiap tanaman mempunyai kemampuan daun, batang, dan akar untuk mengabsorbsi dan translokasi senyawa kimia yang berbeda, adanya penonaktifan metabolisme, dan perbedaan interaksi hormon tumbuh (Menhennet, 1979) 

    Hormon adalah senyawa-senyawa organik yang efektif dalam konsentrasi rendah, dibuat di dalam sel pada bagian tertentu dari organisme, diangkut ke bagian lain dari organisme tersebut, lalu menghasilkan proses fisiologi yang khusus. Goodman (1986) menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan tanaman secara biologi dikontrol oleh hormonal seperti komponen endogen yang aktif sebagai 3-indole- acetic acid (IAA, auksin), komponen yang berhubungan dengan indolat, giberelin, sitokinin, etilen, asam absisat dan sebagainya. Kandungan komponen dalam tanaman yang normal dapat berubah dengan adanya serangan patogenik. Kombinasi auksin dan etilen mempengaruhi kebiasaan pertumbuhan; auksin, asam absisat dan etilen mengontrol absisi daun dan lapisan semen.  

3.1 Hasil 

 

3.2 Pembahasan

    Pada pengamatan praktikum ini dilakukan dengan mengamati pengaruh hormone giberelin pada biji tumbuhan. Mula-mula siapkan lah sempel yang ingin di beri perlakuakan. Kemudian hormone giberelin dituangkan di cawan petri dengan kadar dan ukuran yang berbeda-beda : 0%, 25%, 50% dan 100%. Pada setiap perlakuan memilikki daya hambat dan daya cepat dalam dorminansi pada biji tanaman.

Peningkatan kadar hormon giberelin dalam tanaman mempengaruhi proses pembelahan sel dan pembesaran sel. Giberelin mampu meningkatkan kadar auksin dalam tubuh tumbuhan dengan cara giberelin memacu sintesa enzim proteolitik yang mampu melunakkan dinding sel. Melunaknya dinding sel ini akan melepaskan amino triptofan yang merupakan prekursor auksin sehingga kadar auksin meningkat. Auksin yang mempunyai peran dalam pembelahan sel sedangkan giberelin berperan dalam pembentangan sel sehingga sinergisme diantara keduanya akan menambah ukuran sel. Untuk mempertahankan keberadaan auksin, giberelin juga berperan dalam merangsang pembentukan polihidroksi asam sinamat yaitu senyawa yang menghambat kerja dari enzim IAA oksidase dimana enzim ini merupakan enzim perusak auksin. Giberelin memicu terbentuknya enzim α-amilase yang akan memecah amilum sehingga kadar gula dalam sel akan naik sehingga air diluar sel akan masuk kedalam sel yang akan mengakibatkan sel memanjang. Hasil dari pemecahan amilum ini juga akan digunakan untuk respirasi oleh mitokondria sehingga menghasilkan ATP yang nantinya digunakan untuk energi dalam proses pembentangan sel (Salisbury dan Ross, 1995).

 Selengkapnya https://my.opendesktop.org/s/Krcp9GBKzDxit8k

     

Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post